Kalau menghitung jumlah kalori yang terbakar, olahraga sepeda sebenarnya bukanlah pilihan yang cukup ideal.
“Kalau membandingkan lari dan bersepeda
dengan intensitas yang sama-sama tinggi, lari membakar lebih banyak
kalori karena Anda harus memindahkan massa tubuh Anda secara terus
menerus. Namun ini seperti membandingkan apel dan jeruk,” kata Profesor
Jamie Timmons dari Universitas Loughborough di Inggris.
Hanya membandingkan jumlah kalori yang
dibakar untuk menentukan jenis olahraga yang Anda pilih tetapi
mengabaikan konsekuensi olahraga tersebut bagi tubuh secara
keseluruhan, tentu bukan pilihan bijak, terutama ketika Anda baru mulai
lagi berolahraga.
Beban sendi
Lari mungkin lebih baik untuk terus
menerus menggerakkan massa tubuh. Tetapi dengan itu semua sendi di
tubuh juga terus menerus akan menerima beban hentakan.
Prof Timmons mengatakan itulah sebabnya
bersepeda, sebagai olahraga low impact–hentakan rendah–menjadi pilihan
tepat untuk mereka yang baru berolahraga kembali.
Sekitar 70% berat tubuh disalurkan ke
sadel dan stang sepeda ketimbang pergelangan kaki. Dan semakin berat
tubuh Anda, semakin berat juga sendi Anda menerima hentakan.
“Anda bisa melakukan olahraga sepeda
yang intens dan menghindari cedera, karena tubuh Anda tidak menghentak
ke bawah,” kata Prof Timmons.
Dr Simon Kemp, dari Fakultas Olahraga
dan Obat-obatan di Inggris, adalah penggemar sepeda dan mampu melakukan
perjalanan panjang hingga 150 kilometer tanpa masalah.
Ia mengatakan bahwa salah satu
keunggulan bersepeda adalah memberi kesempatan perbaikan teknik tanpa
banyak upaya. Berbeda misalnya dengan renang yang menuntut perbaikan
teknik untuk bisa maksimal.
“Anda bisa pulang pergi bersepeda ke
tempat kerja dengan mudah. Itu intensitasnya cukup rendah hanya
menggunakan sekitar 60% detak jantung.”
Tentu saja segala macam bentuk olahraga
membantu meningkatkan kesehatan. Tetapi penelitian membuktikan
bersepeda bisa dikatakan paling baik.
Sebuah penelitian selama 15 tahun
terhadap 30.640 orang yang tinggal di Kopenhagen menunjukkan bahwa
mereka yang tidak bersepeda, 39% mempunyai kemungkinan meninggal lebih
cepat.
Dr Kemp mengatakan, “Ada bukti tak
terbantahkan bahwa mereka dengan kondisi badan yang tidak fit mempunyai
risiko kematian yang disebabkan penyakit cardiovascular yang lebih
tinggi.”
Jumlah sperma menurun
Bersepeda merupakan bentuk olahraga
yang paling gampang masuk dalam aktivitas keseharian. Berbeda dengan
renang misalnya, yang mengharuskan kita pergi ke kolam renang, atau
kalau berduit ya membangun kolam renang. Mereka yang suka angkat bebas
harus ke gim. Tetapi bersepeda ke tempat kerja bisa dengan mudah masuk
dalam kegiatan keseharian.
Namun begitu, bersepeda bukannya tanpa risiko. Dr Kemp menunjukkan bahwa risiko itu akan dialami terutama menimpa para atlet.
Terlalu banyak bersepeda bisa membuat
wilayah kelamin kehilangan sensitifitas sensasinya. Juga muncul dugaan
jumlah sperma yang menurun di kalangan pembalap pria.
Ancaman lain tentu saja kecelakaan. Di
negara maju seperti Inggris, dikenal istilah puncak kembar dengan
kecelakaan fatal mencapai titik tertinggi di pagi hari ataupun saat jam
pulang kantor.
Namun secara keseluruhan menurut Dr Kemp, keuntungan kesehatan bersepeda jauh lebih tinggi dari risiko yang dihadapi.
Hanya saja Prof Timmon memperingatkan,
“Anda mungkin kelihatan lucu mengenakan pakaian bersepeda.” Maklum
pakaian bersepeda biasanya berwarna mencolok dan menyala serta super
ketat.
0 komentar:
Posting Komentar